Thursday, April 19, 2012

Unisma Buka Beasiswa Kedokteran untuk Santri

Yatimul Ainun | Lusia Kus Anna | Kamis, 19 April 2012 | 13:03 WIB

Shutterstock


MALANG,KOMPAS.com - Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur, membuka program beasiswa untuk fakultas kedokteran khusus bagi para santri lulusan SMA/MA jurusan IPA. Program tersebut juga untuk menarik calon mahasiswa baru dari kalangan lulusan pesantren.
"Program beasiswa untuk santri ini baru dibuka tahun ini," jelas Kepala Humas Unisma Malang, Pardiman, Kamis (19/4/2012).  Program tersebut menurutnya adalah program dari Kementerian Agama . Unisma hanya mendapatkan jatah 40 orang khusus santri yang akan mengambil Fakultas Kedokteran.
Fakultas Kedokteran di Unisma sendiri sudah berdiri sejak 2005. Lewat program beasiswa ini diharapkan keilmuan para santri bisa ditingkatkan, khususnya yang bercita-cita menjadi dokter. "Selama ini para santri kurang diakomodir di fakultas kedokteran. Padahal tak sedikit santri yang ingin kuliah di kedokteran. Selain itu mereka juga terkendala biaya," kata Pardiman.
Setelah lulus nantinya, jelas Pardiman, sebanyak 40 santri tersebut diwajibkan mengabdi ke pesantren asalnya, minimal selama 2 tahun. "Selain untuk membantu pesantren yang memberi rekomendasi, juga diharapkan bisa membantu warga disekitar pesatren," ujarnya.
Selama masa kuliah, sebanyak 40 santri yang mendapatkan beasiswa tersebut, oleh pihak Unisma akan diasramakan di pondok pesantren dibawah naungan Unisma. "Namun, soal tempat tinggalnya masih dibahas. Karena Unisma juga akan membangun rumah susun sewa," ujarnya.
Pardiman mengatakan, selain mendapat rekomendasi dari pengasuh pesantren, para santri yang berminat tetap harus mengikuti tes penerimsaan.

Hujan Meteor Lyrid Memuncak Akhir Pekan Ini


Yunanto Wiji Utomo | Tri Wahono | Rabu, 18 April 2012 | 20:10 WIB

Adrian West Hujan Meteor Lyrid
JAKARTA, KOMPAS.com - Minggu ini adalah saatnya menyusun permohonan karena akan banyak "bintang jatuh". Akhir pekan ini adalah diperkirakan masa puncak hujan meteor Lyrid.
Hujan  Meteor Lyrid akan memuncak pada Sabtu hingga Minggu, 21-22 April 2012. Lyrid bisa diamati tanpa menunggu lewat tengah malam.
"Hujan meteor Lyrid ini hujan meteor yang relatif sore. Jadi, jam 22.00 atau 23.00 sudah bisa diamati," kata Mutoha Arkanuddin dari Jogja Astro Club saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/4/2012).
Selain itu, lanjut Toha, tahun ini akan lebih mudah diamatai karena Bulan sedang ada dalam fase bulan baru sehingga cahayanya tidak mengganggu pengamatan.
Mutoha mengatakan, ada 20-50 meteor yang bisa disaksikan per jamnya. Jika kondisi cuaca benar-benar bagus, jumlah yang disaksikan bisa mencapai 100 meteor per jam.
Saat jatuh, meteor Lyrid akan bergerak dengan kecepatan 49 km/detik. Situs Spaceweather menyebutkan bahwa beberapa meteor Lyrid mungkin lebih terang dari Venus.
Hujan meteor terjadi saat Bumi melewati area pecahan debu komet ketika mengelilingi Matahari. Ketika kontak dengan atmosfer Bumi, seprihan-serpihan tersebut terbakar dan tampak sebagai meteor.
Induk dari meteor Lyrid adalah komet C/1861 G1 Thatcher atau komet Thatcher. Nama Lyrid berasal dari konstelasi Lyra, tempat meteor ini seolah-olah datang.
Satu syarat untuk bisa melihat hujan meteor adalah tidak mendung dan tidak hujan. Selain itu, langit gelap dibutuhkan untuk pengamatan maksimal.
Untuk melakukan pengamatan, gunakan baju hangat, cari lokasi yang lapang dan relatif lebih gelap. Alat bantu tak dibutuhkan. pengamatan ramai-ramai lebih mengasyikkan.
Jika ternyata hujan atau mendung, tak perlu khawatir. Hujan meteor akan disiarkan secara langsung oleh NASA, tentu saja mengikuti waktu di Amerika serikat.

Untuk melihat, kunjungi link http://www.nasa.gov/connect/chat/lyrids2012_chat.html. Siaran langsung hujan meteor bisa disaksikan pada Sabtu dan Minggu pukul 11.00-16.00 WIB.

Antirayap Alami dari Tanaman Indonesia


Yunanto Wiji Utomo | Kistyarini | Kamis, 19 April 2012 | 09:02 WIB


TPGIMAGES


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengendalian rayap selama ini dilakukan dengan bahan kimia. Pembasmiannya juga fokus pada perlakuan kayu. Akibatnya, pembasmian rayap kadang mengorbankan serangga lain serta merugikan manusia.

Peneliti dari Balai Litbang Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Sulaeman Yusuf, mengembangkan bahan antirayap alami, ramah lingkungan dan selektif untuk memperbaiki cara pengendalian rayap.

"Bahan ini membasmi khusus rayap, tidak serangga lain. Selama ini dalam pengawetan kayu, kayunya yang diawetkan. Sekarang, serangganya yang kita kendalikan," papar Sulaeman.

Menurut Sulaeman, antirayap yang selektif diperlukan untuk memperkecil efek lingkungan pendendalian rayap. Di samping itu, hanya beberapa jenis rayap saja yang sebenarnya merusak kayu dan bangunan.

Tercatat, jenis rayap yang merusak bangunan adalah Coptotermes gestroi, C. curvignatus, Schedorhitotermes javanicus, Macrotermes gilvus, Microtermes spp. dan Cryptotermes cynocephalus.

Diantara beberapa spesies yang ditemukan di Indonesia, hanya 2 spesies yang menyerang bangunan, yakni Coptotermes gestroi dan C curvignathus. Jenis C. gestroi adalah yang paling ganas.

Untuk mengembangkan bahan antirayap selektif, Sulaeman mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia. Beberapa jenis tanaman dan jamur sudah ditelitinya.

Antirayap alami dipilih karena juga dipandang lebih ramah lingkungan. Bahan kimia antirayap tertentu, seperti aldrin dan chlordan, merugikan kesehatan dan bersifat karsonogenik.

Eksplorasi Sulaeman menunjukkan bahwa alam Indonesia ternyata menyimpan bahan antirayap alami. dari puluhan jenis yang diteliti, ada lima  jenis yang efektif mengendalikan rayap.

Lima jenis tanaman tersebut adalah Bintaro (Carberra adollum dan Carbera manghas), Kecubung (Brugmansia candida), Antiaris toxicaria, Azadirachta nimba atau nimba dan tembakau (Nicotiana tabaccum).

Bahan aktif yang membunuh rayap pada jenis tumbuhan tersebut adalah Azadirachtin pada nimba, Eugenol pada cengkeh, Certerin pada Bintaro dan nikotin pada tembakau. Bahan itu merusak kulit dan lambung rayap.

"Kita akan cari lagi bahan aktifnya sehingga nanti bisa diproduksi," kata Sulaeman yang baru saja dilantik sebagai profesor riset bidang biomaterial pada rabu (18/4/2012).

Menurut Sulaeman, bahan antirayap alami potensial untuk diproduksi. Apalagi, bahan alaminya sendiri tersedia melimpah di alam. "Misalnya bintaro, banyak sekali di pinggir jalan," ujar Sulaeman.

"Nantinya kita mungkin bisa memproduksi pestisida alami yang bebas dalam bentuk spray, seperti obat nyamuk, untuk mengendalikan rayap," pungkas Sulaeman.

Asah Otak, Jadilah Inovator!


Yunanto Wiji Utomo | Kistyarini | Kamis, 19 April 2012 | 09:26 WIB

|
Djarum Black Innovation Awards Asah Otak Innovator


JAKARTA, KOMPAS.com - Black Innovation Awards telah merilis permainan online bernama Asah Otak Innovator. Memainkannya, siapapun bisa merasa menjadi seorang inovator sekaligus memperoleh peluang mendapatkan uang.

Untuk bisa memainkannya, setiap orang bisa mendaftarkan diri secara online di momot/blackxperience.com. Kesempatan bermain sudah dibuka sejak Maret lalu.

Asah Otak Innovator adalah permainan yang sangat menarik. Permainan terbagi dalam 5 fase reguler dan 1 fase final. Dalam fase reguler (7 hari) akan ada 6 pertanyaan yang muncul tiap hari Senin setiap minggunya.

Fase final bisa dijalani peserta setiap menyelesaikan 5 fase reguler. Pada fase final, akan dipilih 3 orang pemenang yang akan mendapatkan Grand Prize. Ada juga 3 pemenang untuk setiap fase.

Pemenang tiap fase dipilih berdasarkan waktu tercepat menyelesaikan 1 fase. Jika peserta sudah memang di satu fase, maka ia sudah tak dapat menang di fase berikutnya namun berkesempatan mengikuti final.

Pemenang final sendiri ditentukan berdasarkan waktu tercepat menjawab pertanyaan pada saat final. Berturut-turut berdasarkan waktu akan ditentukan juara 1,2 dan 3.

Bagi yang belum mendaftarkan diri, fase reguler masih akan berlangsung hingga 22 April 2012 mendatang. Sementara, fase final akan berlangsung dari 23-29 April 2012.

Pemenang tiap fase akan diumumkan di Facebook Fanpage Djarum Black dan akun Twitter @blackxperience saat fase selanjutnya dibuka. Sementara pemenang final akan diumumkan di media yang sama pada 7 Mei 2012.

Jika menang di tiap fase, ada hadiah yang menanti.

Juara 1 - Rp 300.000
Juara 2 - Rp 200.000
Juara 3 - Rp 100.000

Sementara, jika menang di final, berikut hadiah yang siap digondol :

Juara 1 - Rp 2.500.000
Juara 2 - Rp 1.500.000
Juara 3 - Rp 500.000

Asak Otak Innovator punya tagline "Semua Orang Adalah Inovator. Temukan Bakat & Kemampuan Inovatormu Disini!" Jadi, mainkan permainannya dan bersiaplah jadi inovator.

Siap Ditawarkan ke Inter, Andik Disebut "Messi"


Ferril Dennys | Caroline Damanik | Rabu, 14 Maret 2012 | 14:01 WIB

fcinternews.it
Media Italia untuk berita mengenai Inter Milan, fcinternews.it, menyamakan Andik Vermansyah sebagai Lionel Messi baru di masa depan dalam artikel yang ditulis oleh Riccardo Gatto.





JAKARTA, KOMPAS.com Penyerang Persebaya Surabaya, Andik Vermansyah, lagi-lagi disamakan dengan Lionel Messi. Seperti diberitakan oleh situs resmi Liga Prima Indonesia (LPI), sebuah media yang memuat berita-berita Inter Milan, fcinternews.it, menyejajarkan Andik dengan bintang Barcelona itu dalam sebuah artikel berjudul "Vermansyah, il nuovo Messi. 'L'Inter ora..." yang ditulis oleh Riccardo Gatto.

"Andik berumur 20 tahun dan dianggap sebagai Messi dari Indonesia. Dia adalah salah satu pemain muda yang akan ditawarkan ke Inter. Dia pernah dikaitkan dengan Sporting Lisbon dan Novara, tetapi sampai saat ini tidak ada perkembangan," tulis Riccardo.

Artikel itu memang ditulis terkait rencana penawaran Andik ke klub raksasa Italia, Inter Milan. Di dalam artikel tertulis pernyataan Koordinator Timnas Indonesia Bob Hippy yang berencana menawarkan Andik kepada pihak Inter yang kebetulan bakal datang ke Indonesia untuk melakoni laga uji coba melawan tim Indonesia Selection, Mei mendatang.

"Kami berencana untuk menawarkannya ke Inter yang akan datang ke sini. Kami akan lihat apa yang bisa kita lakukan. Kami juga telah berbicara dengan Liverpool. Dia adalah pemain berbakat dan harus terus mengembangkan bakatnya di luar Indonesia," tutur Bob.

Nama Andik melambung saat membela timnas U-23 yang merebut medali perak SEA Games XXVI di Jakarta, November 2011. Popularitas pemain kelahiran Jember itu makin meningkat seusai bertukar kostum dengan David Beckham setelah laga persahabatan antara timnas Indonesia Selection melawan LA Galaxy di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada bulan yang sama.

Terakhir, Andik memimpin rekan-rekannya di timnas U-21 merebut posisi kedua turnamen Hassanal Bolkiah Trophy 2012 yang berlangsung di Brunei. Sayang, Indonesia gagal meraih juara setelah dibungkam 0-2 oleh Brunei.

"El Clasico" dalam Angka


Ahmad Imanuddin | Caroline Damanik | Kamis, 19 April 2012 | 11:47 WIB

El Clasico.

MADRID, KOMPAS.com — "El Clasico" Jilid IV musim ini beberapa hari lagi akan dipentaskan, tepatnya pada hari Sabtu atau Minggu (22/4/2012) dini hari WIB. Dua raksasa sepak bola Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, akan saling unjuk gigi di depan ribuan publik yang memadati Camp Nou untuk menentukan pengakuan sebagai tim yang paling berkuasa di Negeri Matador tersebut.

Selain itu, tentu hasil pertandingan tersebut sangat berarti bagi kedua tim dalam rangka perebutan gelar juara La Liga musim 2011/2012. Bagi Madrid, tentu kemenangan yang diraih kian melebarkan jarak mereka untuk menjauhi kejaran Barca. Adapun bagi pasukan Pep Guardiola sendiri, kemenangan harus diraih untuk memangkas selisih poin di antara kedua tim ini.

Akan tetapi di balik partai yang bertemakan "El Clasico" tersebut banyak fakta dan statistik yang bisa dicermati, seperti dilansir oleh Reuters.

9 - Jumlah kemenangan Barca dalam 14 pertemuan semenjak Pep Guardiola ditunjuk sebagai arsitek "Blaugrana" pada tahun 2008 (termasuk di La Liga, Piala Raja, Liga Champions, dan Piala Super Spanyol). Madrid sendiri hanya memenangi satu pertandingan yang kala itu menang tipis 1-0 atas musuh bebuyutannya tersebut lewat babak extra-time di final Piala Raja musim lalu.

11 - Semenjak dibungkam Osasuna 2-3, 11 Februari lalu, Barca meraih kemenangan 11 kali berturut-turut yang terus memangkas jarak perolehan kedua tim di papan klasemen sementara La Liga menjadi empat poin. Dalam waktu yang sama, Madrid harus terpeleset tiga kali kala bermain imbang melawan Real Malaga, Villarreal, dan Valencia.

18 - Angka tersebut adalah jumlah gol mantan legenda Real Madrid, Alfredo Di Stefano, yang kini bertindak sebagai presiden kehormatan klub, untuk menjadikan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah "El Clasico".

18 - Jumlah tersebut adalah kartu yang paling banyak dikoleksi oleh pemain belakang Madrid dan timnas Spanyol, Fernando Hierro, dalam sejarah panjang "El Clasico" (17 kartu kuning dan satu kartu merah).

63 - Jumlah gol seorang fenomenal Lionel Messi di semua kompetisi musim ini (termasuk kejuaraan di Spanyol, Eropa, dan Piala Dunia Antarklub). Messi bersama Cristiano Ronaldo kini memimpin daftar "El Pichichi" dengan koleksi 41 gol. CR7 sendiri kini telah mencetak 51 gol di semua kompetisi musim ini.

86 - Kedua tim sepanjang sejarah "El Clasico" saling mengalahkan sebanyak 86 kali di partai resmi. Sebanyak 46 partai tersisa berakhir dengan skor imbang.

218 - Ini adalah jumlah partai yang telah diarungi kedua tim sepanjang sejarah "El Clasico". Pertemuan pertama mereka terjadi pada tanggal 13 Mei 1902, yang ketika itu Barca menang 3-1 pada babak empat besar Piala Raja.

365 - Jumlah gol yang ternyata diciptakan Madrid ke gawang Barca atau lebih banyak 11 gol ketimbang raksasa Catalan tersebut.

Cedera, Arthur Tak Penuhi Panggilan Timnas


Wirawan Kusuma | Caroline Damanik | Kamis, 19 April 2012 | 10:35 WIB

Pemain Indonesia yang bermain untuk klub Espanyol, Arthur Irawan.

JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan PSSI untuk memanggil pemain Indonesia yang bermain di liga luar agar membela timnas kembali pupus. Kali ini, Arthur Irawan tak bisa memenuhi undangan PSSI karena masih mengalami cedera.

"Saya sangat bahagia dipanggil untuk seleksi timnas, dan bagi saya main buat timnas adalah satu kehormatan, tapi saya sekarang lagi cedera," ujar Arthur Irawan lewat akun twitternya, @irawanRCDE.

"Terima kasih semua untuk ucapan kepada saya, semoga setelah sembuh saya bisa membela Indonesia," tulisnya lagi.

Sebelumnya, beberapa pemain lainnya juga tak bisa memenuhi panggilan PSSI. Syamsir Alam dan kawan kawan yang membela CS Vise terganjal izin dari klubnya. Begitu juga dengan Stefano Lilipaly yang saat ini bermain untuk FC Utrecht, tim divisi utama Liga Belanda.

Tentu ini akan merugikan tim asuhan Nil Maizar yang akan berlaga di Al-Nakbah International Tournament di Palestina, Mei mendatang. Sebab, amunisi mereka sangat terbatas setelah pemain dari Indonesian Super League (ISL) yang juga dipanggil tak diperbolehkan oleh klub mereka masing-masing.

Drogba Dkk Belajar dari Semifinal 2009


Ferril Dennys | Caroline Damanik | Kamis, 19 April 2012 | 10:17 WIB


Daylife
Selebrasi penyerang Chelsea Didier Drogba usai membobol gawang Barcelona. Berkat golnya tersebut, Chelsea sukses menekuk Barca 1-0 pada leg pertama semifinal Liga Champions, Rabu (18/4/2012).

LONDON, KOMPAS.com - Penyerang Chelsea, Didier Drogba, mengungkapkan, timnya belajar dari pengalaman pahit semifinal 2009. Menurut Drogba, pengalaman tersebut yang membuat dirinya dan rekan-rekan "The Blues" sukses membungkam Barcelona 1-0 pada leg pertama semifinal Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (18/4/2012).

Chelsea dijegal Barca pada semifinal 2008-09. "The Blues" tersingkir setelah ditahan imbang 1-1 oleh Barca pada leg kedua. Barca yang berhak melaju ke babak final karena pada leg pertama di Camp Nou, kedua kubu sama-sama gagal mencetak gol.

Namun, Chelsea berhasil membalasnya. Gol tunggal Didier Drogba pada menit ke-49 membuat Barca harus pulang dengan tangan hampa. "Aku pikir, kami belajar dan lebih berkembang dari tiga tahun tahun lalu. Kami bahagia dengan hasil ini," jelas Drogba.

Kedua tim akan kembali bertemu di Camp Nou pada 24 April mendatang. Chelsea hanya butuh skor imbang tanpa gol untuk memastikan tiket final. "Kini, kami harus pergi ke sana dengan mencetak gol agar lolos ke babak final," tegas penyerang asal Pantai Gading tersebut. (UEFA)

Fabregas: Chelsea Sudah Temukan Bentuknya


Ferril Dennys | Hery Prasetyo | Kamis, 19 April 2012 | 09:44 WIB


AFP/GLYN KIRK
Gelandang Barcelona, Cesc Fabregas.


LONDON, KOMPAS.com - Prediksi Cesc Fabregas akhirnya terbukti.  Chelsea sudah menemukan bentuk permainan terbaiknya dan itu akhirnya membuat timnya kalah 0-1 pada leg pertama semifinal Liga Champions, Rabu atau Kamis (19/4/2012) dini hari WIB.

Sebelumnya, Fabregas sudah memprediksi bahwa Chelsea akan sulit dihadapi. Ia sangat paham dengan gaya permainan Chelsea mengingat gelandang asal Spanyol itu hampir delapan tahun lebih membela Arsenal sebelum memutuskan hijrah ke Barca. Fabregas mengungkapkan, sejak Andre Villas-Boas dipecat, sang pengganti Roberto Di Matteo berhasil mengembalikan gaya permainan Chelsea yang sebenarnya, yakni umpan-umpan panjang.
Gol Didier Drogba yang tercipta pada masa injury time babak pertama, tak lepas dari gaya permainan ini. Gol ini berawal dari kejelian Frank Lampard melihat gerakan Ramires. Dari tengah lapangan, ia mengirim bola panjang kepada Ramires. Ia kemudian mengumpan bola ke Drogba dan langsung dipotong ke gawang Victor Valdes dan gol. 

"Apa yang terjadi saat masih dilatih Villas-Boas adalah, mereka bermain lebih ke belakang, berusaha untuk menjaga posisi, dan mengambil inisiatif dalam permainan. Tapi, mereka sudah kembali ke tipe permainan Chelsea yang telah sukses beberapa tahun lalu. Mereka melakukan serangan balik, mencoba menggunakan targetman, umpan panjang, kembali bertahan, dan menempatkan Fernando Torres sebagai targetman," ungkap Fabregas.

"Permainan seperti itu akan  sulit. Dalam beberapa pertandingan terakhir melawan Chelsea ketika aku masih di Arsenal dan sekarang dengan Barca, meskipun kami menguasai permainan, mereka mudah melakukan serangan balik dan Drogba bisa mencetak gol melawan Anda. Jadi, Anda harus hati-hati dan waspada terhadap ancaman serangan balik," lanjutnya.

Selain lini pertahanan, hujan yang mengguyur sangat membantu Chelsea. Hal itu sesuai dengan analisis The Sun dalam tulisannya berjudul "6 Ways To Beat Barcelona." Barca dinilai selalu kesulitan mengembangkan permainan tiki-takanya saat lapangan basah. (SUN)

PSSI, Riwayatmu Kini...


Ary Wibowo | Hery Prasetyo | Kamis, 19 April 2012 | 06:26 WIB

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
KOMPAS.com - Akhir abad ke-19, bermodalkan semangat persatuan dan kesatuan, sejumlah pemuda Nusantara mencari cara menggalang semangat nasionalisme bangsa. Di kala kemiskinan dan kesengsaraan rakyat yang semakin menjadi ketika kolonialisme Belanda mengerogoti kesejahteraan Nusantara, rakyat Indonesia berjuang untuk membentuk sebuah perlawanan terhadap pemerintah kolonial.

Di tengah keadaan itu dan hiruk pikuk ideologi besar seperti komunisme, nasionalisme, hingga sosialisme, kemudian munculah pencerahan, bernama sepak bola. Ibarat di zaman Aukflarung yang mengobarkan semangat masyarakat Eropa pada abad ke-18, olahraga itu bertansformasi tidak hanya menjadi produk kebudayaan, tetapi menjadi produk politik, yang di dalamnya terkait erat soal identitas dan spirit kebangsaan atau nasionalisme Indonesia.

Seperti beberapa ideologi besar itu, sepak bola pun tumbuh menjadi counter culture terhadap perkembangan masyarakat terhadap kolonialisme bangsa Eropa. Karena, di zaman itu tak jarang diskriminasi kelas terjadi hingga merambah dalam urusan sepak bola yang menjadi olahraga populer di Hindia Belanda. Klub-klub pribumi dilarang tampil melawan klub Eropa. Untuk menumpang bermain di lapangan milik Belanda, pemuda Nusantara pun harus rela kehilangan asa.

Atas dasar itulah, pada 19 April 1930, lahir Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (sekarang PSSI) sebagai puncak keresahan masyarakat pribumi terhadap perlakukan diskriminatif  yang menyakitkan hati. Apalagi, ketika itu, pemerintah kolonial hanya memperhatikan bond-bond Belanda dan anggota pemain kulit putih dalam perkumpulan yang dikenal sebagai Nederland Indische Voetbal Bond (NIVB).

Dalam konteks ini, jelas PSSI lahir tidak hanya dijadikan sebagai protes atas sikap disriminasi tersebut, melainkan sebagai simbolisasi perjuangan bangsa dan salah satu pintu gerbang menuju kemerdekaan Indonesia. Maka tidak heran pula para politikus dan pejuang pergerakkan bangsa kemudian berubah menjadi sosok penting dalam urusan sepak bola. Ikrar sumpah pemuda dijadikan ikatan batin bagi mereka dan sejumlah pemain di lapangan hijau.

Pahlawan

Salah satu contoh bentuk perjuangan itu dapat kita dari kegigihan sang pendiri PSSI, Ir Soeratin Sosrosoegondo. Lulusan insinyur lulusan Jerman itu terus menggunakan sepak bola sebagai wadah meningkatkan nasionalisme bangsa. Bersama salah satu penggagas sumpah pemuda, Dr.Soetomo, Soeratin beberapa kali mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung untuk menyalurkan gagasannya itu. Ia pun rela keluar dari perusahaan konstruksi besar milik Belanda demi mengurusi sepak bola Nusantara.

Belum lagi, kisah Bung Hatta, Sutan Sjahrir, Husni Thamrin hingga Tan Malaka yang juga pernah mengobarkan api semangat lewat sepak bola. Mereka tidak hanya menjadi penggemar, melainkan menjadi pesepak bola tangguh. Rosihan Anwar dalam bukunya berjudul Sutan Sjahrir: Negarawan Humanis, dan Demokrat Sejati menyebut bahwa Sjarir adalah gelandang tengah yang hebat. Seperti Bung Hatta, ia pun sempat menjadi anggota klub sepak bola bernama LUNO (Laat U Niet Overwinnen) di Bandung.

Tan Malaka dalam buku Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan karangan Arif Zulkifli disebut sebagai pemain sepak bola lincah yang memiliki tendangan kencang. Selama tinggal di Harleem pada 1914-1916, ia pun pernah menjadi pemain profesional klub Viugheid Wint. Bahkan, ketika dalam kondisi sakit karena sering terluka lantaran kakinya tak bersepatu, nafsu bermain sepak bola Tan Malaka pun tidak padam.

Muhammad Husni Tamrin, seorang politikus Volkraad atau Dewan Rakyat juga dikenal sebagai pecandu sepak bola. Dalam  Ensiklopedi Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa disebutkan pada 1932, Thamrin pernah menyumbangkan dana sebesar 2000 Gulden untuk mendirikan lapangan sepak bola bernama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ). Letak lapangan yang ada di daerah Kwitang, Jakarta itu pun menjadi tempat pertama yang dibangun untuk rakyat pribumi menyalurkan hobinya bermain sepak bola.

Lapangan itu kemudian menjadi, tempat pelaksanaan Kejuaraan Nasional II PSSI. Di pertandingan puncak yang mempertemukan VIJ melawan PSIM, Thamrin secara khusus meminta Soekarno, untuk melakukan tendangan pertama petanda dibukanya pertandingan tersebut. Setelah itu, pribumi pun bisa bergembira, karena sepak bola kemudian mengubah keputus-asaan menjadi gelora semangat Indonesia. Sembari menuju gerbang kemerdekaan, Nusantara pun perlahan mulai unjuk gigi melalui sepak bola kepada dunia.

Tinta emas

Awal mula tinta emas kesuksesan bermula ketika digulirkannya kompetisi kejuaraan nasional PSSI ke III pada 1938 di Surabaya. Saat itu, pribumi yang bargabung di VIJ berhasil mempermalukan Soerabajasche Indonesische Voetball Bond (SIVB) yang memakai sejumlah bintang dari NIVU (pengganti NIVB) dengan skor 2-1. Takjub melihat kelincahan pribumi yang tanpa alas kaki memainkan kulit bundar, NIVU akhirnya memutuskan bekerja sama dengan PSSI pada 15 Januari 1937,

Berkat kerjasama yang dikenal sebagai Gentlemen's Agreement itulah, Nusantara kemudian mendapatkan kesempatan untuk tampil di Piala Dunia 1938 di Perancis. Dunia pun semakin kagum setelah PSSI dengan punggawanya yakni Tan Malaka, Maladi, Djawad, dan kawan-kawan mampu menahan imbang 2-2 kesebelasan dari China, Nan Hwa, yang sebelumnya mengalahkan Belanda 4-0, di pertandingan internasional pada 15 Agustus 1937.

Meski di Piala Dunia, Nusantara harus rela dipermalukan 0-6 oleh Hungaria, tidak ada kata putus asa menyinggapi pesepak bola Indonesia. Mereka terus berbenah, hingga menjadi pionir bagi daratan Asia untuk mengenal olahraga yang begitu digandrungi di Eropa itu. Indonesia kemudian mampu berbangga diri di kawasan Asia Tenggara hingga daratan Korea. Prestasi pun terus menghinggapi generasi emas di tingkat pemain muda hingga senior.

Tercatat setidaknya puluhan prestasi dapat diraih Indonesia. Di tiga kali penampilannya dalam kejuaraan Piala Asia Yunior, Indonesia berhasil menjadi juara pada 1962, dan dua kali runner up pada 1967 dan 1970. Dalam Kejuaraan Pelajar Asia, bahkan pemuda Indonesia mampu meraih tiga gelar berturut-turut pada 1984, 1985, dan 1986.

Prestasi itu kemuduan berlanjut ke tingkat senior. Di kejuaraan Asian Games pada 1958, Indonesia mampu meraih medali perunggu untuk pertama kalinya setelah menyingkirkan India dengan skor telak 4-1. Dalam turnamen Sea Games, era 1980 hingga 1990-an, Indonesia pun dapat dibilang cukup sukses, karena mampu meraih medali emas pada 1987 dan 1991. Indonesia pun berkali-kali membungkam sejumlah negara besar Asia, seperti Taiwan, Hongkong, Jepang dan Korea Selatan.

Pecah belah

Melihat sepenggal fakta sejarah ini, rasanya sangat bertolak belakang dengan kenyataan sekarang. Nilai-nilai historis itu seperti diabaikan oleh sejumlah cengkaraman politisi busuk yang merajalela dalam dunia sepak bola. Tidak ada lagi, sosok pahlawan sepak bola yang tulus berjuang demi mengharumkan nama Indonesia. Catatan sejarah dan prestasi emas itu kemudian seperti terkurung dalam kotak kelam.

Pengorbanan dan cita-cita awal didirikannya PSSI sebagai salah satu pilar mewujudkan harga diri melalui prestasi seperti mati suri saat ini. Meski ada sedikit prestasi dibalik sejarah kelam ini, seperti kejuaraan muda di Hongkong, dan lolos ke babak kedua Pra-Piala Dunia, faktanya sangat jarang rakyat menonton pertarungan olahraga sehat selama 2x45 menit di lapangan.

Keributan suporter, praktik korupsi, hingga konflik tiada henti lebih menjadi inti sepak bola tanah air kurang lebih beberapa tahun belakangan ini. Jutaan pendapat, umpatan kekesalan masyarakat akibat prestasi yang tak kunjung datang, pun dijadikan ajang saling serang bagi sejumlah pengurus yang bertikai. Tak ada lagi, kebersamaan untuk mencari prestasi. Kisruh yang tak kunjung terselesaikan itu, makin lama makin menjengkelkan.

Kepentingan para elit yang berkepentingan itu, semakin memangsa dan mengorbankan prestasi. Kedua kubu, PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang saling berseteru memperebutkan kuasa, hanya menampilkan bahwa sepak bola hanya urusan ego mereka semata. Prestasi sepak bola pun menjadi bola mati yang hanya menjadi mimpi anak negeri.

Rasanya, sudah habis kata untuk menyadarkan kedua pengurus yang berseteru itu. Masyarakat pun sudah bosan dengan kosakata, rekonsiliasi yang terus terdengar di sejumlah media. Bukannya sadar bahwa seantero negeri ini rindu akan prestasi, beberapa pengurus bertikai itu justru terus bermanuver dengan muslihat, dan terus saling tarik urat. Anak bangsa pun seperti dipecah belah dalam pusaran konflik itu.

Paling anyar, lihat saja, babak baru perseteruan ini kembali memanas ketika KPSI membuat PSSI tandingan setelah menggelar kongres luar biasa (KLB) di Ancol beberapa waktu lalu. Bahkan, setelah adanya dualisme kompetisi (IPL dan ISL) dan organisasi, sekarang dualisme pun merambah ke tim nasional. Para pemain tim "Garuda" yang ingin membela negara di tingkat asia dan dunia pun yang menjadi korban dengan adanya situasi ini.

Fakta bahwa PSSI pimpinan Djohar Arifin pernah membuat kesalahan dengan menambah jumlah dan memasukan beberapa klub ke IPL memang cukup sulit dibantah. Apalagi, PSSI juga terkesan terlambat untuk melakukan rekonsiliasi yang baru digulirkan di akhir batas deadline FIFA.  Akan tetapi, sejumlah jalan untuk menyelesaikan perselisihan ini urung diambil sejumlah pihak, sehingga tidak ada titik temu dari persoalan ini.

Tidak ada lagi kata persatuan dan kebesaran hati dari kedua kubu untuk membuktikan kepada publik sepak bola Indonesia yang rindu akan prestasi. Pada akhirnya konflik itulah yang mengakibatkan kemunculan sejarah buruk bagi tim nasional senior Indonesia, salah satunya ketika kalah 0-10 atas Bahrain. Belum lagi sejumlah kegagalan di tingkat final beberapa kejuaraan di Asia Tenggara.

Kembalikan riwayat PSSI

Harusnya kedua pengurus yang bersiteru bisa melihat, bagaimana seorang pemimpin PSSI, Soeratin, rela meninggalkan pekerjaannya dengan penghasilan 1000 gulden untuk membangun semangat nasionalisme bangsa melalui sepak bola. Bahkan, Soeratin pun harus hidup dalam kemiskinan hingga akhir hayatnya, karena tidak mampu menebus obat ketika sakit. Dia pun tidak meninggalkan perusahaan besar dengan kegemilangan materi, kecuali hanya organisasi yang dicintainya, yaitu PSSI.

Rakyat sejatinya sudah bosan dengan kesibukan kedua pengurus yang saling tarik urat dengan manuver dan alasan penuh muslihat. Tanyalah ke masyarakat pecinta sepak bola sekarang, apa yang diharapkan untuk sepak bola? Jawabannya hanya satu, yaitu prestasi, titik. Seyogyanya harapan itu, tidak perlu dimainkan dengan pentas arogansi dan pameran basi sejumlah pengurus yang tak rela kehilangan posisi.

Hari ini, tepat 82 tahun PSSI menjadi bagian kehidupan sepak bola tanah air. Sepanjang puluhan tahun itu pula, masyarakat menanti munculnya pahlawan-pahlawan sepak bola baik di dalam maupun luar lapangan seperti Soeratin, Bung Hatta, hingga Tan Malaka. Semestinya pengurus itu sadar, bahwa meskipun ada seribu kali KLB, akan tetap sia-sia jika dendam PSSI dan KPSI itu terus tercipta. Jika saja, sejumlah pengurus itu rela mengesampingkan egonya demi perbaikan sepak bola, tidak ada kata sulit untuk membuat sejarah baru seperti riwayat PSSI puluhan tahun itu.
Selamat ulang tahun PSSI...

Meski Menang, Chelsea Tak Mau Jemawa


Ary Wibowo | Hery Prasetyo | Kamis, 19 April 2012 | 06:24 WIB


AFP
John Terry.

LONDON, KOMPAS.com - Bek Chelsea, John Terry mengaku senang timnya bisa meraih kemenangan 1-0 atas Barcelona di leg pertama babak semifinal Liga Champions, Rabu atau Kamis (19/4/2012) dini hari WIB. Ia menilai, kemenangan itu cukup penting untuk menyambut leg kedua di Camp Nou yang akan berlangsung pekan depan.

"Pertandingan tandang akan menjadi laga sulit bagi kami. Mereka akan mempunyai banyak kesempatan ketika bermain di kandang. Kami tetap menghormati mereka, tetapi kita tidak akan membiarkan pertandingan itu dengan mudah," ujar Terry.

Dalam laga yang berlangsung ketat itu, Chelsea berhasil meredam kepungan serangan Barcelona dengan permainan bertahan. Tim asuhan Roberto Di Matteo itu memainkan strategi bertahan dengan memanfaatkan serangan balik yang cepat. Namun, strategi itu pun tepat, karena gol tunggal kemenangan yang dicetak Didier Drogba berasal dari skema tersebut.
Dalam laga itu, Barcelona menguasai bola sebanyak 68 persen dan menciptakan tiga peluang emas dari 10 usaha. Sementara "The Blues" hanya melepaskan dua tembakan dan satu tepat mengarah ke gawang.

"Kami bermain sangat sabar malam ini. Bahkan kami tidak menyentuh bola di 15 menit pertama. Didier (Drogba) berkerja sangat keras, dan ini adalah pertandingan yang melelahkan bagi setiap pemain," kata Terry.

Gol Drogba Bungkam Keperkasaan Barcelona


Ary Wibowo | Hery Prasetyo | Kamis, 19 April 2012 | 03:41 WIB


AFP/GLYN KIRK
Striker Chelsea, Didier Drogba, merayakan golnya ke gawang Barcelona pada leg pertama semifinal Liga Champions di Stadion Stamford Bridge, Rabu atau Kamis (19/4/2012) dini hari WIB. Gol Drogba itu memastikan kemenangan Chelsea 1-0.

LONDON, KOMPAS.com — Didier Drogba tampil gemilang. Dia mencetak gol yang membuat Chelsea menaklukkan keperkasaan Barcelona 1-0 pada leg pertama semifinal Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu atau Kamis (19/4/2012) dini hari WIB.

Kedua tim bermain ngotot pada menit-menit awal. Meski bermain sebagai tim tamu, Barcelona mengambil inisiatif untuk mengendalikan permainan. Sementara Chelsea mengandalkan serangan balik yang cepat untuk menggempur pertahanan Barcelona.

Pada menit ke-10, Alexis Sanchez hampir membuat pendukung tuan rumah terdiam. Mendapat umpan terobosan dari Andres Iniesta, Sanchez yang lolos dari jebakan offside langsung menyambar bola umpan tersebut dengan sepakannya ke arah gawang Chelsea yang dikawal Peter Cech. Sayang, bola tendangannya itu masih mengenai mistar gawang.

Dua menit berselang, giliran Chelsea yang mengancam. Lemparan bebas Ivanovic ke tengah kotak penalti Barcelona menghasilkan kemelut. Bola pun sempat mengarah ke bek John Terry. Namun, ia gagal memanfaatkan kesempatan itu karena mampu diantisipasi oleh barisan belakang Barcelona.

Memasuki pertengahan babak pertama, Barcelona kembali mendapat peluang emas. Berawal dari aksi Iniesta di sisi kiri, ia kemudian melepaskan tendangan ke arah gawang yang bolanya mampu ditepis Cech. Bola muntah dan mengarah ke Cesc Fabregas, tetapi ia gagal memanfaatkannya. Bola sepakan Fabregas masih meleset, meski berada di depan gawang.

Barcelona terus menekan. Sementara Chelsea lebih banyak bertahan dengan enam sampai tujuh pemainnya berada di barisan bertahan jika tim asuhan Pep Guardiola tersebut membangun serangan. Pada menit ke-28, giliran Lionel Messi mendapat peluang. Namun, bola sundulannya setelah menerima umpan Fabregas masih dapat diantisipasi dengan baik oleh Cech.

Lima menit menjelang akhir babak pertama, Chelsea berusaha keluar dari tekanan dan membangun serangan. Pada menit ke-47, Drogba akhirnya membuat tuan rumah bersorak karena berhasil menyarangkan bola melalui serangan balik yang cepat untuk membuat Chelsea unggul 1-0.

Gol ini tak lepas dari kejelian Frank Lampard melihat gerakan Ramires. Dari tengah lapangan, ia mengirim bola panjang kepada Ramires. Dengan cepat pula Ramires membawa bola ke kotak penalti. Melihat posisi Drogba yang maju, dia langsung memberikan umpan silang kepada Drogba. Striker asal Pantai Gading ini pun tak menyia-nyiakan kesempatan dan segera memotong bola ke gawang Barcelona, tetapi gagal dihalau oleh kiper Victor Valdes.

Selepas turun minum, Barcelona langsung tampil menekan untuk memperkecil ketertinggalan. Pada menit ke-51, Barcelona kembali mendapat peluang melalui aksi Adriano. Setelah berhasil melewati dua pemain Chelsea, ia kemudian melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Namun, lagi-lagi kiper Cech tampil gemilang karena mampu menepis bola tendangan Adriano.

Chelsea terus mendapat serangan bertubi-tubi dari Barcelona. Alexis Sanchez sempat mendapatkan peluang emas, setelah dikirimi umpan terobosan lambung oleh Fabregas pada menit ke-57. Namun, meski sudah tinggal berhadapan dengan Cech, ia gagal mencetak gol. Sebab, bola tendangannya masih menyamping tipis ke sisi kiri gawang Chelsea.
Memasuki pertengahan babak kedua, kondisi permainan kedua tim tidak berubah. Barcelona tetap menguasai jalannya pertandingan. Akan tetapi, rapatnya lini belakang Chelsea membuat Barcelona sedikit kesulitan menembus pertahanan John Terry dan kawan-kawan.
Empat menit menjelang akhir babak kedua, Barcelona mendapat kesempatan emas melalui Puyol. Tetapi, lagi-lagi Cech tampil gemilang dalam pertandingan kali ini karena mampu menepis bola sundulan Puyol tersebut.
Sejumlah peluang didapat Barcelona hingga injury time, tetapi tak ada satu pun yang mampu dikonversikan menjadi gol. Hingga wasit meniup peluit panjang, skor 1-0 untuk kemenangan Chelsea pun tidak berubah.

Menurut catatan UEFA, sepanjang babak pertama, Barcelona menguasai bola sebanyak 72 persen dan menciptakan enam peluang emas dari 23 usaha. Adapun Chelsea melepaskan lima tembakan dan satu tepat mengarah ke gawang.

Susunan Pemain:
Chelsea: 1-Peter Cech, 2-Branislav Ivanovic, 3-Ashley Cole, 24-Gary Cahill, 26-John Terry, 7-Ramires, 8-Frank Lampard, 12-John Mikel Obi, 16-Raul Meireles, 10-Juan Mata (21-Salomon Kalou 74), 10-Didier Drogba

Barcelona: 1-Victor Valdes, 2-Daniel Alves, 5-Chris Puyol, 4-Cesc Fabregas, 6-Xavi, 8-Andres Iniesta, 14-Javier Mascherano, 16-Sergio Busquets, 21-Adriano, 9-Alexis Sanchez (17-Pedro 66), 10-Lionel Messi

Wasit: Dr Felix Brych

Dahlan: Pergantian Direksi Pertamina Tak Tiba-tiba


Hindra Liu | Kistyarini | Kamis, 19 April 2012 | 13:36 WIB





JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menegaskan, perombakan jajaran direksi PT Pertamina (Persero) tidak dilakukan secara tiba-tiba. Proses perombakan berlangsung selama dua bulan.
Hanya saja, kata Dahlan, dirinya ingin menghindari kehebohan di media. "Sekarang prosesnya tidak heboh. Itu perlu. Karena, kalau kelamaan heboh, direksi BUMN tidak akan kerja," kata Dahlan kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (19/4/2012).
Dahlan, melalui Surat Keputusan Nomor SK-186/MBU/2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina, mengangkat lima direksi baru.
Mereka adalah Chrisna Damayanto sebagai Direktur Pengolahan, Hanung Budya Yuktyanta sebagai Direktur Pemasaran dan Niaga, Evita Maryanti Tagor sebagai Direktur SDM, Luhur Budi Djatmiko sebagai Direktur Umum, dan Hari Karyuliarto sebagai Direktur Gas. Jabatan direktur gas merupakan posisi baru.
Terkait latar belakang perombakan, Dahlan mengatakan, dirinya ingin membentuk "dream team" di setiap BUMN. Konsep ini diajukan Dahlan pada sidang kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Dream team, intinya, bagaimana agar BUMN maju. BUMN tidak akan maju kalau direksinya tidak kompak. Bisa saja masing-masing direksi pintar, tapi belum tentu cocok untuk sebuah tim yang kuat," kata Dahlan.
Sementara itu, empat direksi yang tetap menjabat adalah Direktur Utama Karen Agustiawan, Direktur Pengembangan Investasi dan Manajemen Risiko M. Afdal Bahaudin, Direktur Hulu M. Husen, dan Direktur Keuangan Andri T. Hidayat. HIN